Minggu, 27 Desember 2009

FILOSOFI JAWA

Berikut adalah petikan nasehat yang di rangkum dalam filsafat jawa, yang ternyata sangat tinggi artinya dan sangat dalam maknanya jika kita bisa memahaminya.Sebagai contoh tulisan berikut:

Padha gulangen ing kalbu
Ing sasmita amrih lantip
Aja pijer dhahar nendra
Kaprawiran den ka esti
Pesunen ing sarira
Cegah dhahar lawan guling

Filosofi jawa diatas mengandung pengertian kurang lebih seperti ini : " bahwa kita harus mengarahkan qalbu kita sehingga kita mempunyai kesadaran qolbu yang tinggi sehingga kita akan menjadi orang yang cerdas qolbu kita bukan hanya sekedar cerdas otaknya saja sehingga akan bisa mensikapi kondisi dan situasi alam sekitar kita ( kita tahu bahwa alam sekitar dan perubahannya merupakan tanda kekuasaan Allah swt).Untuk memperoleh kecerdasan qolbu kita dinasehati untuk tidak hanya makan dan tidur saja,tapi kita harus mencari keutamaan dan prihatin dengan jalan mencegah makan ( puasa ) dan mencegah tidur malam hari dengan cara sholat malam dan tahajud ( samadhi)

Filosofi yang lain adalah:

Ngluruk tanpa bala ( berarti kita harus berilmu)
Sekti tanpa aji ( berarti kita harus cerdas )
Sugih tanpa bandha ( berarti kita harus infaq dan sodaqoh, karena harta yang
sesungguhnya adalah milik Allah swt)
Digdaya tanpa jimat ( kita harus cerdas dan pandai / pintar)
Dana tanpa kalong ( harta yang di infaqkan dilipat gandakan sampai tak terhingga
oleh Allah)
Menang tanpa ngasor ake ( bisa menyadarkan orang lain )
Mudah-mudahan tulisan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca dan bisa menumbuhkan kesadaran dan kecerdasan qolbu kita semua. Amin.

Bagi pembaca yang lebih tahu tentang hal di atas sudilah kiranya untuk memberikan tambahan untuk bisa berbagi dengan pembaca yang lain , khususnya bagi penulis.

1 komentar:

  1. tambahan asmara dana
    aja turu sore kaki,
    ana dewa nganglang jagad
    nyangking bokor kencanane
    isine donga tetulak
    sandang lawan pangan
    yaiku bagianipun
    wong melek sabar narima

    BalasHapus